Pages

Minggu, 03 Februari 2013

Sepintar Apakah Sasis OH 1521 Euro 3?



Berdasarkan wawancara kita dengan beberapa orang dari PT Mercedes-Benz Indonesia (MB Ina), dan trainer dari pihak PT Mercedes Benz Distribution Indonesia Training Center di Ciputat, saya mendapati beberapa fakta menarik tentang sasis bus ini yang sangat user friendly buat pengemudi, fleet owner, bahkan juga terhadap penumpang.
Sulasno, trainer senior di PT Mercedes Benz Distribution Indonesia Training Center di Ciputat, di sela road test OH 1521 E3 dari Jakarta ke Puncak, Senin (25/10) lalu, mengungkapkan, sebagaimana fitur yang terpasang pada sasis OH 1525 dan OH 1526, sasis OH 1521 E3 ini sudah dilengkapi dengan on board diagnosis. Fitur ini memudahkan pengemudi dan teknisi mengecek secara langsung melalui layar display jenis kerusakan pada bus. Jadi, melalui perangkat menyerupai joystik hitam di bagian kiri lingkar stir ini, teknisi tak perlu buru-buru menggunakan software Star Diagnosis untuk mendeteksi jenis kerusakan ketika bus sedang rewel.
Berbeda dengan seri OH 1525 dan OH 1526 yang hanya menggunakan dua electronic control unit (ECU), OH 1521 E3 ini sudah dilengkapi dengan tiga ECU. Yakni, ECU jenis FR, MR dan INS. Sulasno memberi penegasan, sejak keluarnya sasis seri OH 1525 tahun 2004 lalu, Mercedes-Benz sekarang dan ke depan tidak akan lagi merilis sasis yang manajemen mesinnya tidak elektrik (tak menggunakan ICU), seperti pada sasis tipe OH 1521 Intercooler yang muncul ke pasar awal 2000-an ke bawah. "Kebijakan ini diambil MB Inamengacu pada standar emisi gas buang bus-bus rakitan MB di pasar Eropa," kata Sulasno. Bus ini juga dirancang tidak akan mogok di jalan (pengemudi dan teknisi bus MB biasa menyebutnya dengan istilah ngeklok. Bagaimana penjelasannya? Menurut Sulasno, bus ini sudah dilengkapi sistem pengamanan berlapis demi mencegah bus mogok saat di perjalanan. Selain itu, mesin pada OH 1521 E3 ini juga dirancang sangat smart demi mencegah peristiwa jebolnya mesin karena cara pengemudian yang terlalu ekstrim oleh driver seperti terjadi pada sasis bus MB tipe-tipe lama.
Fakta selama ini menunjukkan, banyak pengemudi dan teknisi yang gemar mengakali dengan mematikan sistem alarm agar bus bisa diajak lari atau kebut-kebutan di jalan. Menanggapi ini, Sulasno menjelaskan, saat temperatur mesin menyentuh angka 97 derajat Celcius, pengemudi akan diberi tahu melalui alarm yang langsung menyala dan berbunyi di panel dasbor. Ketika alarm peringatan sudah berbunyi namun pengemudi tetap menginjak pedal gas, melalui manajemen sistem elektrik yang sudah built-in terpasang, mesin bus secara otomatis akan menurunkan tenaga yang dihasilkan mesin secara perlahan. Penurunan tenaga ini akan terjadi ketika suhu mesin naik dan menyentuh level 105 derajat Celcius.Bagaimana jika pengemudi yang belum mengenal karakter mesin ini masih tetap ngotot menginjak pedal gas? Manajemen kontrol elektronik pada bus ini secara otomatis kembali akan  menurunkan tenaga mesin begitu suhu mesin naik ke level 110 derajat Celcius. Begitu juga ketika pengemudi ngotot menginjak pedal gas dan menyebabkan mesin bus mengalami overheating atau panas berlebih sampai suhu mesin menembus level 120 derajat Celcius. Jika sudah sampai begitu, mesin bus tetap masih bisa hidup. Namun, pengemudi tak bisa lagi memaksakan menginjak pedal gas lebih dalam lagi dengan tujuan menggenjot tenaga mesin pada putaran lebih tinggi lagi. Bus secara otomatis akan berhenti. Driver tidak bisa ugal-ugalan lagi menginjak gas karena sistem elektronik yang bekerja secara otomatis akan mengirim perintah untuk menolaknya.
                         
Engine Brake dan Gardan
Sulasno juga menjelaskan, selama engine brake (EB) bekerja, tidak ada asupan solar yang diminum oleh mesin. Karena, nozzle tak menyemprotkan solar. "Ini berlaku untuk semua tipe sasis bus Mercedes-Benz, XBC 1518, OH 1521 E3, OH 1525 dan OH 1526," ujar Solasno. Mengacu pada petunjuk manual, fitur EB boleh diaktifkan pengemudi kapan saja. Berbeda dengan ketentuan yang berlaku pada mesin-mesin Mercedes-Benz tipe lama seperti OH 1521 Intercooler ke bawah yang melarang penggunaan engine brake dalam kondisi tertentu. Pengaktifan engine brake juga tidak memicu mesin jadi panas. Begitu EB diaktifkan, kompresi akan langsung dibocorkan semua. EB pada OH 1521 E3 dilengkapi dengan saklar tipe I dan II. Saat pedal gas dilepas, EB langsung bekerja. Ini berlaku untuk saklar tipe I dan II. Inilah yang menjadi kelebihan pada bus-bus Mercedes-Benz yang manajemen mesinnya sudah dikontrol secara elektris melalui ICU. Begitu EB bekerja, dia akan langsung mengerem mesin. Manfaatnya, usia pakai kampas rem pun jadi lebih awet. Thanks to Mercedes-Benz smart engine!
Gardan yang terpasang pada sasis OH 1521 E3 sama seperti yang terpasang pada sasis tipe OH 1526 dan OH 1525. Begitu juga gearbox dan kapasitas tangki solarnya. "Ketiga-tiganya sama," tutur Sulasno. Bagaimana jika perangkat ECU atau FR pada sasis OH 1521 E3 dicuri saat bus sedang mengantar penumpang jalan-jalan? Apakah bus langsung mogok dan tidak bisa pulang kembali ke pool? Wah memalukan dong. Masak bus tipe baru menyandang logo star terlihat mogok di jalan. Saat merancang sasis OH 1521 E3, Mercedes-Benz sudah mengantisipasinya. Jika kondisi seperti itu yang terjadi, maka bus langsung dinyatakan masuk status emergency. Bus bisa tetap bisa dihidupkan dan melaju di jalan namun dengan putaran mesin sangat rendah, yakni hanya 1.300 sampai 1.500 RPM, dan tidak bisa diturunkan atau dinaikkan lagi. Harapannya, dengan di-set pada rpm yang sedemikian rupa, pengemudi masih bisa membawa bus ini ke pool untuk diperbaiki perangkat ECU atau FR-nya yang hilang dicuri. Selain itu, dengan di-set mesin hidup dan melaju konstan di rpm rendah, bus masih bisa berjalan di medan jalan yang bergelombang, datar sampai tanjakan.
Jadi, jika mengemudikan OH 1521 E3 ini, driver tidak bisa mengatur-ngatur mesin seenaknya lagi. Sebaliknya, mekanisme kerja dia diatur oleh mesin. "Inilah yang saya sebut, OH 1521 E3 ini bus pintar," cetus Sulasno.Begitu juga jika kabel pada pedal gas bus ini yang panjangnya bisa mencapai 9 meter, tiba-tiba putus karena sesuatu hal. Bus akan tetap bisa melaju tanpa kabel gas. Bus akan melaju pada rpm 1.300 sampai 1.500. Pada kondisi ini, pedal rem menjadi alat bantu mengontrol rpm mesin bus. Jika pedal rem diinjak, rpm akan diturunkan sampai menjadi hanya 6.00 rpm.
        
Suspensi Berdecit
Sebagian pemilik dan mekanik bus Mercedes-Benz mengeluhkan bunyi berdecit atau mengelitik pada suspensi per daun (leaf spring) yang terpasang pada bus-bus Mercedes-Benz. Ada juga yang mengeluhkan suspensi daun yang terpasang pada OH 1525 terlalu keras, alias kurang empuk. Sejumlah mekanik bus kemudian mengakalinya dengan menyemprotkan pelumas ke seluruh permukaan dan sela-sela per daun. Misalnya, seperti diterapkan oleh Laks, operator bus pariwisata di kawasan Jakarta Timur pada unit-unit bus OH 1525-nya. Menanggapi hal ini, Sulasno menyatakan keluhan seperti itu memang muncul. Untuk mengatasinya, Sulasno bersedia berbagi kuat. Caranya, dongkrak dulu bodi bus (bukan sasisnya lho!). Kemudian, lakukan steaming pada seluruh permukaan dan sela per daun. Berikutnya setelah bersih dan kering, lumasi dengan grease atau gemuk. Sulasno menuturkan, MB Ina sebenarnya memiliki piranti pelapis per dari bahan plastik yang berguna meredam suara decit tersebut.
Namun, harganya cukup mahal dan jika dipasang pada sasis, akan mendongkrak harga jual sasis tersebut di konsumen. Selain itu, memasang pelapis per akan membuat interval perawatan per menjadi lebih pendek. MB Ina saat ini sedang menguji coba penggunaan per daun buatan pabrik lokal di Indonesia. Saat ini sedang diuji coba pada 4 perusahaan operator bus (PO). Jika pengetesan dianggap layak pakai, MB Ina akan meminta approval dari Mercedes-Benz Brazil, sebagai induk dan pusat produksi sasis bus Mercedes-Benz, untuk dipasang pada sasis bus Mercedes-Benz yang dipasarkan di Indonesia. Selama ini mesin, sasis dan suspensi yang terpasang pada bus-bus Mercedes-Benz di Indonesia langsung didatangkan dari Brazil. Soal suspensi yang keras, Sulasno menyebutkan, hal tersebut telah teratasi pada sasis OH 1526 dengan spesifikasi overhang belakang yang cukup panjang.
              
Fitur-fitur Khas
Bus dengan dapur pacu OM-924 LA, 4 silinder 4800cc turbo intercooler ini juga dilengkapi fitur-fitur khas bus-bus Mercedes-Benz yang sekarang teknologinya sudah mulai diadopsi pabrikan bus Hino pada bus-bus seri RK-nya. Misalnya, fitur full air brake. Fitur ini memberi keamanan & kenyamanan kepada penumpangnya. Dengan fitur pengereman ini, bus terhindari dari kejadian rem blong. Bus justru akan mengerem jika tekanan angin melemah. Demi kenyamanan penumpang, teknologi pengereman pada bus Mercedes-Benz juga dirancang tidak membuat penumpang terlempar ke depan ketika pengemudi menginjak rem saat di kecepatan tinggi secara tiba-tiba seperti yang ditemui pada sasis bus tipe tertentu dari pabrikan bus lain. Ini karena ketika roda bus direm, rem akan bekerja mengunci roda belakang terlebih dulu. Ketika pedal rem ditekan lebih dalam lagi, baru roda depan akan ikut dikunci. Tekanan udara pada brake chambers pada roda depan dan belakang juga tidak sama. Brake chambers di roda belakang mendapat tekanan 0,2 bar lebih kuat dibanding brake chambers depan. Kebalikannya, ketika pedal rem dilepas,  penguncian rem yang dilepas terlebih dahulu adalah rem pada roda depan, baru kemudian disusul rem di roda belakang.         
Safety Starter Sensor Sensor unik ini terpasang di pintu penutup ruang mesin. Jika pintu terbuka, mesin hanya bisa distarter dari ruang mesin di bagian belakang, tidak bisa dari dasbor. Ini dimaksudkan untuk menjaga keselamatan mekanik yang sedang bekerja diruang mesin, agak tidak terjepit oleh belt jika secara tidak sengaja ada yang menstater mesin dari dasbort.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar